Latest News

Desain Tari kelompok


Desain Tari kelompok
Menyajikan tari kelompok membutuhkan unsur pendukung estetis, yang dapat diolah, dijelajahi, hingga menemukan bentuknya yang tepat.
a. Konsep Dasar Tari Kelompok
Tari kelompok mungkin awalnya adalah tarian yang ditarikan oleh beberapa orang pada sebuah tempat atau panggung yang sama, bergerak dengan gerakan yang serempak. Bentuk gerak antara penari yang satu dengan yang lain juga harus sama dalam gaya, karakter, volume, tenaga, dan waktu. Selain itu, secara fisik sebaiknya menari secara berkelompok harus mempertimbangkan dan memilih penari yang minimal tinggi dan postur tubuhnya mirip. Kualitas menarinya harus sejajar, karena bagaimanapun konsentrasi penonton akan terganggu jika pada saat berapresiasi dengan harapan akan mendapat kepuasan batin, tetapi terganjal oleh bentuk badan penari yang tidak rata. Ada yang agak gemuk, tetapi tinggi besar. Ada yang kurus, tetapi kecil atau pendek. Bagaimana Anda membayangkan kondisi itu jika mereka sedang menari bersama-sama? Sementara tari kelompok berarti tarian yang dilakukan secara berkelompok yang mengutamakan keseragaman dan keserempakan gerak?

Namun, tari bukanlah baris-berbaris yang didemonstrasikan para prajurit. Para prajurit yang berbaris terlihat serempak, geraknya berbarengan, tetapi itu bukan tari. Gerak serempak dalam baris berbaris bukan memberi wujud ekspresi jiwa dari sang prajurit, melainkan hanya perwujudan sebuah simbol kedisiplinan dan kesamaan visi seorang abdi negara dalam pola gerak yang sama. Hal ini berbeda dengan tari yang menggunakan gerak sebagai ungkapan ekspresi jiwanya. Unsur serempak dalam keserempakan tari kelompok tetap mengandung sentuhan estetis.

b. Dinamika Kelompok
Sebuah dinamika pada tari kelompok dapat dibentuk oleh desain gerak, yang disusun berdasarkan unsur tenaga, ruang, dan waktu. Tenaga, ruang, dan waktu yang membentuk dinamika kelompok adalah dengan menyusun pola gerak dan pola lantai dengan berbagai tata cara sebagai berikut:
1) Serempak
Gerakan yang dilakukan dengan pola gerak yang sama dan dalam waktu yang bersamaan, arah hadap tingkatan tinggi rendahnya tubuh penari dilakukan dengan bentuk yang sama.
2) Berturutan
Gerakan penari yang satu dengan yang lain dilakukan saling menyusul. Mungkin hanya dengan perbedaan 1 ketukan, gerakan tersebut dilakukan antarpenari yang satu dengan yang lain.
3) Berselang-Seling
Gerakan antara penari yang satu dengan yang lain saling berbeda atau berlawanan. Bisa berbeda pada penggunaan level (tinggi rendahnya penari) ketika melakukan gerak yang sama; atau tingkatan yang sama, tetapi berselang-seling dengan pola gerak yang berbeda.
4) Berimbang
Gerakan yang menunjukkan keseimbangan dapat dilihat dari segi desain gerak maupun desain lantai. Keseimbangan ini bisa berbentuk pembagian jumlah penari yang sama dalam kelompok kecil. Kelompok kecil ini kemudian ditempatkan di bagian wilayah tertentu tempat pertunjukan sehingga kedudukannya simetris.

c. Pola Lantai Tari Kelompok
Dalam menyajikan tari kelompok, yang dibahas bukan Bagaimana gerak yang terdapat pada tari kelompok, tetapi lebih pada bagaimana tari kelompok itu dapat disajikan dan bagaimana mewujudkan seni tari yang memiliki nilai estetis dan penataan secara artistik. Selain dapat dibuat dengan kreativitas bagaimana memainkan komposisi gerakan dan ritme oleh beberapa orang penari, tari kelompok juga dapat mengolah pada penggarapan pola lantai penarinya dalam bentuk dua pola berikut, yaitu:
1) Pola Simetris
2) Pola Asimetris
pola lantai yang simetris ataupun yang asimetris menunjukkan kesan yang berbeda pada penonton. Kesan dalam, kesan tegas, kesan misterius merupakan kesan yang mungkin akan Anda tangkap. Apabila posisi berdiri kelompok kecil penari yang satu dengan kelompok penari yang lain berbeda bentuk garis atau jumlah penarinya, posisi asimetris itu menunjukkan kesan yang dingin, tajam, terfokus pada seseorang yang sedang mengalami sesuatu dalam konteks isinya. Kepandaian Anda dalam mengkreasikan garis lantai dan kedudukan penari akan lebih peka apabila Anda meningkatkan diri dalam mengapresiasi seni tari tradisional.

d. Menyajikan Tari Kelompok
Sebelum menyajikan sebuah tarian, ada hal yang harus dipersiapkan. Hal mendasar yang harus disiapkan oleh seorang penata atau kreator–menurut Sal Murgianto, pakar seni tari– adalah sebagai berikut.
1) Spontanitas dan daya intuisi.
2) Keterampilan menata bentuk.
3) Pemahaman prinsip-prinsip dan kemampuan untuk merumuskan makna-makna.

Dalam memulai sebuah proses kreativitas, ide bisa timbul dari mana saja. Misalnya, dari kejadian di sekitar Anda, atau berbagai kejadian alam, kegiatan manusia sehari-hari, dan dari sumber cerita, seperti cerita pantun, legenda, dongeng, mitos, hingga Anda menemukan ide yang tepat untuk mengungkapkan ekspresi Anda.

Menyajikan tari kelompok pada dasarnya harus dimulai dari tahapan mempersiapkan sebuah produksi pertunjukan tari, atau segala sesuatu yang berkaitan dengan persiapan materi tarian secara estetis dan artistik. Mungkin Anda masih ingat bab sebelumnya yang membahas produksi pertunjukan tarian tunggal. Sekarang, Anda bisa menggunakan langkah-langkah yang sama dalam proses produksi pertunjukan tari kelompok hingga pementasannya tiba. Namun, hal yang menjadikan kegiatan mempersiapkannya berbeda adalah bagaimana Anda menangkap unsur estetis pembentuk tari kelompok dan dengan rasa dan intuisi seorang koreografer.

Jika hal-hal tersebut Anda perhatikan, penyajian tari kelompok yang akan Anda sajikan menjadi sangat mengesankan bagi Anda secara batiniah dan menggugah rasa para penonton. Jika hal itu terlalu sulit untuk dapat Anda wujudkan, buatlah lebih mudah. Tidak ada sesuatu yang tidak bisa dilakukan kecuali jika Anda diam. Mudah di sini bukan memberikan kemudahan sehingga mengesampingkan estetika dan prinsip seninya, melainkan kemudahan dalam teknis penyajiannya.

0 Response to "Desain Tari kelompok"

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Klik salah satu Link di Bawah ini, untuk menutup BANNER ini...